PORTAL-JABAR, Sudah lebih 100 tahun, konflik terjadi antara Israel dan Palestina. Teranyar, kelompol militan Hamas melakukan serangan secara mendadak ke wilayah yang dikuasai Isarel.
Serangan mendadak yang terjadi pada Sabtu (7/10/2023) itu menyebabkan ratusan warga Israel tewas. Tak hanya menewaskan warga sipil, serangan mendadak Hamas itu juga menewaskan puluhan tentara Israel.
Sehari setelah serangan mendadak Hamas itu, Israel mengumumkan perang melawan Palestina. Terhitung sejak Minggu (8/10/2023), Israel mengerahkan tentaranya untuk menyerang jalur Gaza.
Serangan Israel ini sudah menewaskan ribuan warga sipil Palestina yang berada di Jalur Gaza. Hingga kini, Israel belum juga menghentikan serangannya ke jalur Gaza, Palestina.
Mengulas sejarah konflik Israel dan Palestina, ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Hingga kini, belum ada kata damai antara Israel dan Palestina, khususnya kelompok militan Hamas.
Konflik Israel dan Palestina ini dipicu pendudukan nagara Yahudi itu di atas tanah milik Palestina. Pendudukan Umat Yahudi atas tanah Palestina itu terjadi sejak 1917.
Tahun 1917, dalam Perang Dunia I, Inggris merebut Palestina dari Kesultanan Utsmaniyah. Dalam Deklarasi Balfour pada 2 November 1917, Inggris menjanjikan rumah bagi orang-orang Yahudi di tanah Palestina.
Perlawanan dari bangsa Palestina, pertama kali muncul pada sebuah kongres di Yerusalem pada 1919. Tahun 1922, Liga Bangsa-Bangsa menetapkan kewajiban mandat Inggris di Palestina, termasuk menjamin “pendirian rumah nasional Yahudi,” yang nantinya menjadi Israel.
Pada tahun 1936 hingga 1939, Palestina dipecah dan lahirlah Israel. Palestina dibagi menjadi dua negara, yakni bangsa Yahudi dan negara bangsa Arab melalui Resolusi PBB 181, yang disetujui pada November 1947.
Yerusalem sendiri berada di bawah kendali internasional. Dalam pembagian itu, Tepi Barat dan termasuk Yerusalem timur diserahkan kepada Yordania, sementara Jalur Gaza kepada Mesir.
Negara, Israel akhirnya terbentuk pada 14 Mei 1948. Berdirinya negara Israel ini memicu perang selama delapan bulan dengan negara-negara Arab.
Akibat perang ini, lebih dari 400 desa Palestina dihancurkan oleh pasukan Israel dan sekitar 760.000 pengungsi Palestina melarikan diri ke Tepi Barat, Gaza dan negara-negara Arab yang bertetangga lainnya.
Pada tahun 1964 berdirilah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pada tahun 1967 hingga 1973, perang dan pendudukan yang dilakukan Israel terus berlangsung di Tanah Palestina.
Pada tahun 1967 terjadilah Perang Enam Hari, dan Israel berhasil mengalahkan Mesir, Yordania dan Suriah. Kemenangan ini membuat Israel sukses menduduki Yerusalem timur, Tepi Barat, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan.
Dari sini, pemukiman Yahudi di daerah-daerah yang diduduki Israel dimulai. Pembangunan pemukiman oleh Israel ini terus berlangsung hingga sekarang di Tepi Barat, Yerusalem timur dan Dataran Tinggi Golan.
Sebagai perlawanan, negara-negara Arab berusaha menyerang Israel pada 6 Oktober 1973, tepatnya pada hari besar umat Yahudi, Yom Kippur.
Namun, serangan ini berhasil dihalau Israel. Tak hanya disitu, Israel berusaha menginvasi Lebanon yang dikoyak perang saudara pada 6 Juni 1982.
Penyeranga tentara Israel ini diawali dengan pengiriman pasukan pada 1978 untuk menyerang militan Palestina.
Di sini, milisi Kristen Lebanon yang didukung Israel membunuh ratusan warga Palestina di kamp-kamp pengungsi di Beirut. Pasukan Israel tetap berada di Lebanon selatan hingga tahun 2000.
Pada tahun 2007, kelompok militan Hamas merebut kekuasaan di jalur Gaza setelah bertempur sengit melawan rivalnya, faksi Fatah, pimpinan Abbas yang masih berkuasa di Tepi Barat.
Pada tahun 2014, Israel meluncurkan operasi barunya melawan Gaza untuk menghentikan tembakan rudal Hamas dari wilayah Gaza. Dalam serangan Israel ini, lebih dari 1.400 warga sipil Palestina tewas.
Menurut data PBB, dari pihak Israel ada enam warga sipil tewas. Desember 2017, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan keputusan itu membuat warga Palestina marah dan memicu kritik internasional.
Konflik antara Israel dengan Palestina ini terus berlangsung. Pada 10 Mei 2021, selama beberapa hari terjadi ketegangan di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur.
Hamas menembakkan rudal ke Israel, yang dibalas dengan serangan udara mematikan di Jalur Gaza. Sehingga terjadilah penyerangan besar-besaran oleh Israel di jalur Gaza selama 11 hari.
Serangan tentara Israel ini lagi-lagi menelan ribuan korban tewas dari warga sipil. Agustus 2022, pertempuran selama tiga hari kembali terjadi di antara Israel dan Jihad Islam, di mana para pemimpin militer kelompok itu tewas.
Pemberontakan lain terjadi pada awal 2023, menyusul serangan Israel di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat. Teranyar, serangan yang dilakukan kelompok militan Hamas pada Sabtu (7/10/2023).
Serangan ini dibalas oleh Israel dengan menyatakan perang melawan Palestina, khususnya militan Hamas. Hingga kini, Israel belum juga mengendurkan serangannya meski menuai kritikan internasional.(**)