Kepala Desa Citeureup, Marwan Hermawan.

BOGOR-Pemerintah Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di desanya.

Selain meningkatkan SDM, pemerintah Desa Citeureup terus berjuang ada di desanya dibangun negeri. Pasalnya, hingga kini belum ada satu pun negeri di Desa Citeureup.

Kepala Desa Citeureup, Marwan Hermawan mengatakan, program peningkatan SDM terus mereka geber sejak tiga tahun ini. “Untuk keluarga miskin dan anak yatim kami bantu biaya pendidikannya,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (20/9/2023).

Marwan mengatakan, di Desa Citeureup ada sekitar 200 lebih siswa kurang mampu dan anak yatim yang mereka bantu biaya pendidikannya mulai dari tingkat SD, , hingga SMA.

“Alhamdulillah ini tahun ketiga. Ada sekitar 200 lebih anak kurang mampu dan yatim yang biaya pendidikannya ditanggung 100 persen oleh pemerintah desa,” terang Kepala Desa Citeureup.

Selain membantu biaya pendidikan anak kurang mampu dan yatim, pemerintah Desa Citeureup juga terus menggalakan program pendidikan kejar paket A, B, dan C. “Warga Desa Citeureup yang ingin melanjutkan pendidikan lewat program paket A, B, dan C juga kami bantu,” ujar Marwan.

Kades mengatakan, pemerintah desa juga terus berjuang mengusulkan lewat Musrenbang agar di Desa Citeureup bisa dibangun negeri.

“Sebab, sampai sekarang belum ada negeri di Desa Citeureup,” ujar Marwan.

Marwan menyebutkan, di Desa Citeureup ada tujuh SD negeri dan sudah selayaknya dibangun Negeri agar bisa menampung lulusan sekolah dasar.

Setiap tahun, kata Kades, lulusan SD di desanya kesulitan untuk melanjutkan pendidikan ke negari. Apalagi sekarang masih diberlakukannya sistem zonasi.

Harapan agar dibangunnya Negeri di Desa Citeureup, juga disampaikan salah seorang tokoh masyarakat setempat, Eddy KS.

Eddy mengatakan, selama ini masyarakat sangat berharap pemerintah Kabupaten Bogor bisa membangun satu Negeri di Desa Citeureup agar bisa menampung lulusan SD.

“Di Citeureup ini, bukan hanya , SMA negeri juga masih kurang. Banyak siswa yang tidak bisa masuk sekolah negeri, karena jumlah SMP dan SMA negeri sangat terbatas,” paparnya.

Mantan Ketua BPD Desa Citeureup ini mencontohkan di Desa Citeureup ada tujuh SD Negeri, sementara SMP Negeri tidak ada sama sekali.

“Makanya, jangan disalahkan jika setiap tahun banyak siswa tidak bisa melanjutkan pendidikan,” terangnya.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *