BOGOR-Akibat kuota terbatas, ratusan siswa gagal masuk SMAN 1 Citeureup. Tahun ini jumlah siswa yang mendaftar ke SMAN 1 Citeureup, nyaris 1000 orang.
Sementara kuota yang tersedia hanya 518 kursi. Akibatnya, hampir 50 persen pendaftar gagal masuk SMAN 1 Citeureup. Proses pendaftaran peserta didik baru (PPDB) SMAN untuk gelombang kedua sudah ditutup.
Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Citeureup, Ika Yanti Sholihah menyebutkan, untuk PPDB gelombang pertama yang sudah ditutup beberapa minggu lalu ada 500 siswa yang mendaftar ke SMAN 1 Citeureup.
“Sedengkan kuota yang tersedia untuk PPDB tahap satu di SMAN 1 Citeureup 218 siswa,” ujarnya.
Begitu juga PPDB gelombang kedua yang hasil seleksinya bakal diumumkan pada 10 Juli 2023 mendatang. Jumlah siswa yang mendaftar mencapai 472 siswa.
Kouta kursi di SMAN 1 Citeureup untuk PPDB tahap dua ini masih sama, yakni 218 siswa. “Tahun ini SMAN 1 Citeureup menerima 418 siswa yang bakal dibagi dalam 12 kelas,” paparnya.
Ika menyebutkan, siswa yang mendaftar ke SMAN 1 Citeureup ini hampir 100 persennya berasal dari SMP negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Banyaknya siswa yang gagal masuk SMAN 1 Citeureup ini juga mendapat sorotan dari masyarakat setempat. Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Bogor, membangun satu lagi SMA Negeri di Kecamatan Citeureup.
Tingginya animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah negeri, membuat sekolah yang ada kualahan menerima siswa baru. Banyak siswa kurang mampu akhirnya gagal masuk SMA Negeri.
Seperti terjadi saat pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Satu-satunya SMA Negeri di Kecamatan Citeureup, tidak mampu menerima ribuan calon pendaftar.
Akibatnya, banyak murid yang tidak bisa diterima. “Ya, di Kecamatan Citeureup ini cuma ada satu SMA Negeri, yakni SMAN 1 Citeureup,” kata warga Desa Citeureup, Eddy KS.
Mantan Ketua KNPI Kecamatan Citeureup ini menyebutkan, seharusnya di Kecamatan Citeureup itu minimal ada dua SMA Negeri untuk menempung lulusan dari SMP, baik negeri maupun swasta.
“Di sini (Citeureup, red) ada tiga SMP Negeri, sementara lulusannya harus bersaing ketat agar bisa diterima di satu SMA Negeri. Makanya, banyak yang tidak bisa diterima,” terangnya.
Dia mendesak anggota dewan dari daerah pemilihan (Dapil 1) memperjuangkan keinginan masyarakat. Ini penting agar warga Citeureup dan sekitarnya bisa mengenyam pendidikan yang baik.(**)